Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2011

Untukmu, Kalian :)

Cerita ini diawali dengan prolog seperti sebuah novel yang menarik untuk dibaca. Diawali dengan senyuman saat sebuah klimaks masalah belum terselesaikan. Diawali dengan pengenalan tokoh anar satu dengan yang lainnya. Tapi yang tidak pernah  -ingin-  aku ketahui adalah, Dalam sebuah cerita pasti ditemukan beberapa hal yang aku terima. Dalam sebuah jalan pasti ada batu yang menghadang. Dalam sebuah kamuflase, terdapat segelintir resiko yang harus diambil. Seperti halnya sebuah perpisahan. Aku pernah menonton sebuah film yang bercerita tentang perpisahan, bahwa di setiap pertemuan, pasti terdapat perpisahan yang  –harus-  kita hadapi. Dan kenyataannya, perpisahan adalah sebuah kesedihan yang manis. Dimana setiap air mata yang kita keluarkan tanpa sedikitpun memikirkan efisiensinya, adalah bukti betapa berharganya orang-orang itu. Sedikitnya  (atau mungkin banyak?)  dari kita ga pernah menginginkannya, P-e-r-p-i-s-a-h-a-n. Simple, tapi berarti begitu besar. Mungkin salah

Bagian yang Kosong

Ku bungkam mulutku saat semua terlihat tak lagi sama Aku terjatuh, kembali mengais sisa sisa pasir dalam genggaman. Berharap ada sedikitnya untuk kubawa dan ku nikmati sendiri dalam keheningan Aku mendongak, berusaha menguatkan diri dari tamparan angin yang semakin menyakiti luka dalam dada Lukaku tak berdarah, kasih. Tak pernah berdarah, tapi hitamku mampu menggelapkan langit biru Aku menengadah, berusaha mendapati air di telapak tanganku saat gerimis membasahi perut bumi cintaku Dapat Setitik, dua titik mampu dieratku Tapi layaknya air, tidak selamanya bisa dierat dalam genggaman. Hingga saatnya air itu kembali menetes, hilang hingga tak berbekas, aku kembali sepi. Luka di dada terasa begitu perih, begitu menusuk.. Aku mengerang, mencari tau bagian yang kosong yang mampu membuatku hingga begini sakitnya Tapi bagian itu adalah pasir, air dan udara dalam diriku Hingga bagaimanapun aku berlari, Bagaimanapun aku mengejar, Aku mengais, Aku menanti,

i get weak

My love My heart Oh bruised and broken all alone When we're apart I die inside Oh this room is like a battlefield of love tonight I know I should be stronger but I lose all control Fighting with myself tryin'a hide what You don't know One look one touch Oh I'm helplessly pretending You don't mean that much It gets so hard The waiting here forever with this shattered heart Lying to myself tryin'a act like I don't care The way it's killing me every time That you're not there I get weak And all the walls I've been building up Crack and then break when you're around I get weak Nothing I do to fight it matter now But I get weak I'm giving it all away I know it's not wise to leave myself so open but All the rules get broken in your eyes I give it all up to you And everything that's been keeping me together Brings me to my knees I get weak

Mungkin Semua Tidak Akan Seberat Ini

Selamat tinggal, mungkin semua tidak akan seberat ini, Jika ragaku sudah tak lagi ada, jika tawaku tak lagi kau dengar. Akan ingatkah kau padaku ? Selamat tinggal, mungkin semua tidak akan seberat ini, Saat kau tak lagi ada, saat kau tak lagi tertawa. Sanggupkah aku menerimanya ? Aku hanya ingin mendengar suaramu setiap hari. Aku hanya ingin bertemu denganmu setiap hari. Untukmu, sudikah kamu kiranya sedikit saja menyentuhku? Hanya sekedar melepaskan dahaga kerinduan pada hatiku yang semakin kering ini? Untukmu, sudikah kiranya kamu menyimak dan mendengarkanku walau hanya sedikit untaian kata? Saat aku tak lagi bisa melihatmu, saat semua keramaian semakin terasa sepi, saat kilat kecemburuan menghantamku, saat isak kehilangan menyerangku.. Mungkinkah kau akan menemuiku hanya untuk sekedar menjadi oase di gurun pasir cintaku? Mungkinkah kau akan menjadi hujan di tanah tandus hatiku? Mungkin aku hina, mungkin keegoisan membutakan mata duniaku; namun kiranya

Labirin dan Lilin Harapanku

Aku membuka gelapku dengan sinar  yang kupikir begitu adanya. Aku tersadar, aku semakin berusaha membuka gelapku dengan sinar dari cahayaku. Tapi justru aku semakin tersesat. Aku semakin tak menemukan kemana arahku berjalan . Hatiku berteriak, berkata padaku bahwa ternyata aku masih berada dalam kesalahan. Aaku masih berada di jalan yang salah dan aku masih bodoh untuk menyadarinya Aku menyoba mencari cahaya lain, aku mencoba mencari petunjuk lagi. Entah darimanapun itu, aku tak peduli . Aku berlari tanpa arah. Aku menjerit dalam diri, Berharap seseorang mendengar dan memberiku cahaya Berharap seseorang memberiku petunjuk untuk keluar dari labirin ini. Aku trauma, aku bahkan tak sanggup membunuh rasa takut itu. Aku sudah gagal. Aku semakin gagal saat aku sadar bahwa semua yang aku mulai ini adalah sia sia. Aku semakin merasa jauh dari sempurna saat aku sadar cahaya pada lilin harapan yang terus ku jaga justru semakin redup sejak dari awal pertama ku coba hidupka