The Unsent Love Letters

mataku tertumbuk pada tatapanmu seolah sinar matahari kau serap habis didalamnya licik sekali kau membuat dirimu terlihat begitu indah atau aku yang memang sudah lupa dengan hal hal yang fana? betapa liarnya pikiranku untuk tetap membiarkan diri terjerembab dalam sebuah oase dari dahaga fatamorgana aku tau, menatap jauh kedalam matamu membuatku lupa bagaimana kembali, tapi itu adalah cara lain aku membiarkan diri dalam ketersesatan yang justru malah membuatku semakin ingin jauh dari kesadaran meski aku tau, sinar didalam matamu memantulkan siluet orang lain yang begitu kentara bagaimanapun kau coba untuk menutupi dan ketika aku tersadar, seolah aku tidak lagi memiliki jarak dengan luka

ini kesekian ratus kali tanganku bergerak lincah menekan tombol tombol pada keyboard menuliskan rangkaian kata kata dengan pena hanya untuk menceritakan sepenggal kerinduan tentang kamu didalamnya aku mendapati mataku tertumbuk padamu mengagumi refleks ku yang dengan sendirinya memutar kembali cerita kita aku, kamu, dan luka tulisan ini tentang kamu selalu kamu dan akan tetap menjadi milikmu are you happy now that you broke me down? sekarang aku benar-benar mengutuki hari dimana kita bertemu harusnya ratusan tulisan ini tersampaikan seutuhnya harusnya ribuan kata ini terangkai menjadi semakin bermakna aku seolah menulis entah untuk apa entah pula untuk siapa