The Unsent Love Letters

Ketika bulan hanya mampu menyinari di malam yang cerah, lalu apakah kamu akan merindukannya saat ia tak lagi muncul dimalam yang mendung? Ketika pelangi hanya datang saat hujan telah pergi, apakah kamu akan tetap mencarinya sekalipun hari ini cerah? Dan ketika aku tak lagi ada saat kamu memintaku, apakah kamu akan tetap ada menungguku sekalipun kita tidak berada dalam satu ruang? Lalu mengapa kamu biarkan aku mencintaimu dengan segala kesederhanaan yang kamu miliki? Mengapa kamu biarkanku terjun terlalu dalam saat aku berada dalam angan tentangmu? Mengapa kamu biarkan aku terlalu mengharapkanmu memberikus etidaknya satu ruang pada hatimu? Mengapa kamu membiarkanku tersiksa sendiri? Aku mencintaimu dengan segala kesederhanaanmu, karena aku pikir kamu akan tetap menjadi sosok yang sederhana. Yang dapat melihatku dengan sudut pandang yang berbeda bahkan disaat kita pertama kali bertemu. Aku mencintai kesederhanaanmu, karena aku dapat memeluk kehangatan dari segala dingin yang

Aku ingin mencintaimu sekali lagi. Tanpa penyesalan dan pertimbangan apapun. Aku ingin mencintaimu sekali lagi. Tanpa kecemburuan dan kecurigaan. Aku ingin mencintaimu sekali lagi. Dengan apa adanya kamu sekarang dan dengan keterbatasan yang aku miliki. Aku ingin mencintaimu sekali lagi. Dengan tujuan dan pengharapan yang pasti. Aku ingin mencintaimu sekali lagi. Tanpa adanya kehadiran dia ataupun mereka. Aku ingin mencintaimu sekali lagi. Dengan kesungguhan dan ketulusan yang aku miliki. Aku ingin mencintaimu sekali lagi... Aku ingin menggenggam bahagiamu. Aku ingin menyentuh air matamu. Aku ingin mencium senyummu dan memeluk kesedihanmu. Aku ingin kembali mencintaimu sekali lagi... Aku ingin meraih belaianmu. Aku ingin mengecup kelembutanmu. Aku ingin mendekap hangat tubuhmu. Aku hanya ingin mencintaimu sekali lagi. Seperti dua tahun silam yang membahagiakan. Seperti mimpi burukku yang paling indah... Dan aku tersadar, mencintaimu seperti ketika a