Selamat tinggal, mungkin semua tidak akan seberat ini,
Jika ragaku sudah tak lagi ada, jika tawaku tak lagi kau dengar. Akan ingatkah kau padaku ?
Selamat tinggal, mungkin semua tidak akan seberat ini,
Saat kau tak lagi ada, saat kau tak lagi tertawa. Sanggupkah aku menerimanya ?
Aku hanya ingin mendengar suaramu setiap hari. Aku hanya ingin bertemu denganmu setiap hari.
Untukmu, sudikah kamu kiranya sedikit saja menyentuhku?
Hanya sekedar melepaskan dahaga kerinduan pada hatiku yang semakin kering ini?
Hanya sekedar melepaskan dahaga kerinduan pada hatiku yang semakin kering ini?
Untukmu, sudikah kiranya kamu menyimak dan mendengarkanku walau hanya sedikit untaian kata?
Saat aku tak lagi bisa melihatmu, saat semua keramaian semakin terasa sepi, saat kilat kecemburuan menghantamku, saat isak kehilangan menyerangku..
Mungkinkah kau akan menemuiku hanya untuk sekedar menjadi oase di gurun pasir cintaku?
Mungkinkah kau akan menjadi hujan di tanah tandus hatiku?
Mungkin aku hina, mungkin keegoisan membutakan mata duniaku; namun kiranya, masihkah kau menyisakan sebutir obat untuk menyembuhkan luka hatiku yang tak kunjung sembuh?
Tidak.
Aku sudah tau jawabannya.
Bahkan air mataku tak lagi menetes saat aku tau semuanya. Aku hanya ingin melihatmu setiap hari, agar kiranya ada waktuku bersamamu dapat ku lalui,agar semuanya tak lagi seberat ini.
Aku hanya ingin mendengarmu setiap hari, agar jika saatnya nanti aku terjatuh, suaramu mampu mencairkan dahagaku,
Jika aku bisa menangis, jika kau masih menjadi anginku, jika sedikit saja kau menghembuskan napas pemuasku, mungkin semuanya tak akan seberat ini.
Tapi sampai kapanpun, aku takkan bisa memeluk angin..
Comments
Post a Comment