Skip to main content
aku ingin bertemu lagi denganmu, walau hanya sekejap mata, walau hanya sekelebat bayang, walau hanya sekedar mengisi kekosongan dalam baterai cahayaku.
aku hanya sekedar ingin melupakan bahwa perpisahan itu pernah ada.

kamu yang mengajariku kebebasan dalam menulis,
kamu yang begitu banyak menjadi tema dalam setiap rangkaian huruf tak bermakna yang aku buat.
kamu masih tetap disana, di singgasana dalam sebuah ruang dari sebongkah hatiku yang hampir tak berfungsi lagi.
aku harus bertemu denganmu, untuk sekedar memberiku alasan untuk tetap menulis.

aku terlalu mempercayakanmu menjadi cahaya ditengah kegelepan,
terlalu mempercayaimu menjadi radar kebahagiaan ditengah kehampaan.
lalu mengapa dalam hampa, aku tetap merasakan sakit?
padahal hampa itu kosong, kosong berarti tidak ada,
dan sgala yang tak ada harusnya tidak memiliki apapun, termasuk rasa sakit didalamnya.

merindukanmu adalah rasa sakit dalam kehampaan.
rasa sakit yang sama, saat aku pikir aku dapat menyentuh angin dalam setiap hembus udara yang menamparku menuju kenyataan.

Comments